KAMANDANG.ID—Kitab Tanbihul Ghafilin karya Imam Abu Laits As-Samarqandi adalah salah satu karya klasik yang sangat dikenal di kalangan pesantren dan komunitas Muslim, khususnya di Indonesia dan pesantren salafiyyah Kitab ini berisi nasihat-nasihat moral dan spiritual yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran umat Islam dari kelalaian dalam menjalankan ajaran agama.
Pondok pesantren Assadah Bunikasih Warung Kondang Cianjur mengkhotamkan kitab tanbihul ghofilin dalam waktu tujuh hari, dengan metode ngalogat. Ponpes Assadah bunikasih pesantren salafiyyah yg mempunyai metode tersendiri dimana santrinya hanya fokus ngalogat sehingga kitab yang di kajinya selalu berbeda tiap tahunnya dan tergantung permintaan dari santri. Pada awal bulan dzulhijah 1446 H santri Assaadah buni kasih menghotamkan kitab tanbihul ghofilin karya imam abu laits As-samarkondi, berikut ulasan kitab tersebut :
Isi dan Tujuan Kitab
Kitab ini terdiri dari 75 bab yang membahas berbagai aspek kehidupan, seperti keikhlasan, kematian, siksa kubur, hari kiamat, surga, neraka, serta akhlak mulia seperti sabar, syukur, dan tawakal. Imam As-Samarqandi menyusun kitab ini dengan merujuk pada Al-Qur’an, hadis, dan kisah-kisah para salafus shalih, disertai dengan gaya penulisan yang menyentuh hati dan mudah dipahami. Tujuannya adalah untuk menggugah hati pembaca agar lebih taat dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah.
Popularitas di Indonesia
Di Indonesia, Tanbihul Ghafilin sangat populer, terutama di kalangan pesantren. Kitab ini sering dijadikan bahan kajian dalam pengajian rutin karena kandungannya yang kaya akan nasihat dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Bahkan, terdapat versi terjemahan dalam bahasa Sunda yang dikenal sebagai Tanbihul Ghafilin Tipar Sukabumi karya KH. Ahmad Maki.
Kritik dan Catatan Ulama
Meskipun kitab ini banyak memberikan manfaat, beberapa ulama memberikan catatan kritis terhadapnya. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, misalnya, menyatakan bahwa kitab ini memuat banyak hadis lemah bahkan palsu, serta kisah-kisah yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Beliau menyarankan agar kitab ini hanya dibaca oleh orang yang memiliki pengetahuan agama yang cukup untuk dapat membedakan antara hadis yang sahih dan yang tidak.
Kesimpulan
Tanbihul Ghafilin adalah kitab yang kaya akan nasihat moral dan spiritual, cocok untuk dijadikan bahan renungan dan motivasi dalam memperbaiki diri. Namun, karena adanya kandungan hadis yang lemah atau palsu, disarankan bagi pembaca untuk tetap kritis dan, jika memungkinkan, mendampingi pembacaan kitab ini dengan bimbingan dari guru atau ustaz yang kompeten.